top of page

TUHAN YANG MEMANUSIA



(Kutipan Tesis: Kekristenan & HAM dalam Perspektif Teologi Biblika)


Pada pembahasan awal teks-teks Perjanjian Lama dalam kitab Kejadian tentang penciptaan, ayat pembuka Injil Yohanes ini telah ikut dibahas. Ini alasan penting mengapa dalam pembahasan Injil Sinoptik ayat Yohanes 1:1,14 menjadi pilihan pertama, selain bahwa ayat Yohanes 1:1,14 adalah bagian yang sangat penting terkait dasar keimanan Kristen pada realitas Tuhan telah menjadi manusia. Berikut ayat-ayat tersebut:


Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 14Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.[1]


Pada kedua ayat di atas Murray menjelaskan bahwa bagian kalimat ho logos sarx egeneto (Firman itu telah menjadi daging) adalah penjelasan utama dari transisi antara ayat pertama menuju ayat keempat belas.[2] Transisi tersebut dikenal dengan sebutan inkarnasi di mana Tuhan menjelma menjadi manusia.


Tentang ayat Yohanes 1:14 ini Richter menjelaskan bagaimana proses terjadinya perubahan yakni, “…become something that it was not before.” Dalam frasa tersebut yang disebut something adalah tubuh jasmaniah yang dimiliki Yesus.[3] Artinya yang perlu dicermati di sini adalah bagaimana Yohanes menitikberatkan pesannya pada sebuah transformasi di mana Tuhan menjadi manusia dan bukan sebaliknya manusia menjadi Tuhan.


Pertanyaannya sekarang apa makna penting Tuhan menjadi manusia dalam konteks Injil Yohanes sendiri? Jika dibaca runtutan ayat dari ayat pertama hingga ke empatbelas maka akan ditemukan penjelasan tentang Yesus sebagai Terang dunia yang menuju pada kesimpulan ayat berikut:


12Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya…[4]


Dalam konteks ayat-ayat yang tertulis pada Injil Yohanes pasal pertama dapat dilihat bahwa ketika dunia sibuk menolakNya, justru mereka yang menerimaNya diberikan kuasa menjadi tekna Theou (anak-anak Allah). Tidak salah jika dipahami bahwa teks ini sedang berbicara kembali tentang hubungan, yang secara terus menerus disuarakan secara konsisten dalam sejarah suci dalam Kitab Suci.


Dalam teks Injil Yohanes 5:19-47 Yesus mencontohkan kedekatan hubungan antara diriNya dengan Bapa. Dalam pembahasan teologi konteks ayat ini banyak dibahas dalam pengertian Theosis.


Namun dalam pengertian keseluruhan penulis kurang sepakat dengan pembahasan Theosis yang berlaku timbal balik seperti yang ditulis dalam pemahaman Ireneus yang menjadi pandangan Bapak-bapak Gereja yang lain juga sebagai berikut "If the Word became a man, It was so men may become gods."[5] Justru kebermaknaan Yohanes 1:14 adalah bagaimana ketika Tuhan dituliskan eskenosen en hemin (diam di antara kita). Tindakan Tuhan menjadi manusia bukan untuk mempertuhankan diriNya di depan manusia melainkan menunjukkan bagaimana seharusNya jika Tuhan menjadi manusia akan hidup. Kemudian bagaimana Tuhan akan hidup dalam tubuh manusia ditunjukkan melalui kehidupan Yesus Kristus sendiri selama Ia hidup di dalam dunia.





[1] Alkitab, Yohanes 1:1,14, LAI.



[2] George R. Beasley-Murray, 36 Word Biblical Commentary John, (Waco: Word Books, 1987), 13.



[3] Ibid, 13-14.



[4] Alkitab, Yohanes 1:12, LAI.


[5] Divinization, https://en.wikipedia.org/wiki/Divinization_(Christian); Internet; Diakses 02 April 2016.


[6] Strong’s Concordance, 7673.



[7] Unger, 63.



[8] Alkitab, Kejadian 2:2, LAI.



[9] Strong’s Concordance, 4521.



Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page